Berbeda dengan Kelurahan Dutu Lanaa, Kemitraan BKM Huyula, Kelurahan Bolihuangga dengan dinas sosial, lebih didominasi oleh peran ibu-ibu relawan dan anggota BKM. BKM Bolihuangga, Kabupaten Gorontalo mendapatkan BLM PNPM Mandiri Perkotaan sejak 2007—dan sekarang sedang menjalankan siklus ke-empat—hingga saat ini, telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, baik dari sisi program maupun finansial. Oleh karena itu, BKM mulai mendesain kemitraan dengan berbagai pihak, salah satunya adalah dinas sosial.
Awalnya kemitraan dengan dinas sosial hanya untuk menutup kekurangan pembiayaan. Namun, seiring perkembangan, kerja sama ini dinilai amat berkontribusi pada kesinambungan pelayanan kepada keluarga miskin.
Beruntung, salah satu anggota BKM Bolihuangga, yakni Asni, adalah anggota DPRD Kabupaten Gorontalo. Jadi tidak mengherankan jika BKM mudah mengakses informasi kerjasama dengan stakeholder setempat.
Namun demikian, Asni tetaplah wakil seluruh rakyat Kabupaten Gorontalo, bukan kelurahan demi kelurahan. Ia menyadari perannya tidak boleh diskriminatif dalam pengambilan kebijakan, termasuk dalam menentukan kelurahan Bolihuangga sebagai salah satu lokasi sasaran prioritas bagi program dinas.
Lebih Efisien
Keyakinan bahwa kerjasama dinas sosial dengan masyarakat membuat pembangunan lebih efisien terbukti. Contohnya adalah pembangunan MCK di Kelurahan Bolihuangga, yang dibangun ”murah meriah”, hanya Rp7,5 juta, di luar swadaya tenaga dan material. Padahal MCK ini memiliki empat bilik—dua bilik lebih banyak ketimbang Kelurahan Dutu Lanaa. Dua bilik dilengkapi dengan WC, dan dua sisanya tidak.
Latar belakang pembangunannya mirip dengan Kelurahan Dutu Lanaa. Hampir seluruh penduduk di lingkungan setempat belum memiliki jamban rumah tangga sendiri. MCK sebelumnya juga tidak laik pakai untuk memenuhi hajat bersama.
Menurut Koordinator BKM Bolihuangga Fatmawati, masyarakat sepakat membangun MCK di Lingkungan 4, karena terdapat 12 KK yang tak memiliki jamban keluarga.
”MCK sebelumnya sudah tidak layak pakai, karena berkualitas buruk dan terkesan sangat darurat, seakan MCK lokasi pengungsian,” jelas Fatmawati.
Tak heran begitu ada rencana membangun MCK baru, warga amat antusias. Warga juga bersepakat bahwa lokasi baru jangan terlalu jauh dari lokasi lama, karena dinilai masih cukup strategis.
Sementara itu, untuk mendapatkan air bersih, dibuatlah sumur sebagai bagian dari paket pembangunan MCK tersebut. Selama ini berlimpahnya rembesan air Danau Limboto, yang kondang sebagai lokasi pendaratan pesawat amphibi Bung Karno itu, cukup memperkaya kandungan air tanah, sehingga memudahkannya untuk digali dan tidak perlu terlalu dalam.
Partisipasi Perempuan, MDG’s dan Kemitraan
Sumur MCK tersebut hanya berkedalaman 9 meter. Kualitas air yang diperoleh pun cukup jernih, tidak lengket, tidak beraroma dan tak berasa. Pengerjaan MCK ini juga tak lama, cukup 2 minggu dengan 1 orang tukang yang digaji. Selebihnya, 4 tenaga kerja dari warga setempat tak dibayar, karena mereka beserta keluarga menyadari sebagai bagian dari pengguna.
Swadaya masyarakat yang lain berupa sumbangan-sumbangan material dan konsumsi selama pengerjaan. Terkait dengan hal ini, keterlibatan ibu-ibu cukup tinggi. Namun perlu diingat bahwa partisipasi ibu-ibu di Kelurahan Bolihuangga tidak hanya sebatas pada aktivitas domestik semacam itu, melainkan dalam pengambilan keputusan rapat juga. Terbukti dengan terpilihnya Asni, yang notabene adalah anggota DPRD Kabupaten Gorontalo, sebagai anggota BKM dan Fatmawati sebagai Koordinator BKM.
Kondisi ini selain makin menegaskan tingginya angka partisipasi perempuan Gorontalo secara nasional, juga menunjukkan betapa pentingnya kekuatan perempuan menunjang kelancaran pencapaian target MDG’s.
Di luar itu pelajaran yang dapat dipetik dari kedua kelurahan tersebut adalah kemampuan mereka untuk menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait meski tanpa penyertaan loan atau APBN.
Semoga kemitraan makin melembaga dan membuat masyarakat mandiri. Rencananya, tahun 2011 ini kedua kelurahan tersebut akan mencoba mengajukan diri sebagai lokasi PLPBK.
Oleh: Tomy Risqi, Sub TA Capacity Building. KMP PNPM Mandiri Perkotaan
Sumber : www.p2kp.org
1 komentar:
semoga dapat menjadi bahan acuan untuk diterapkan ditempat dan wilayah lainnya..
Posting Komentar